From: esukana@hotmail.co.uk
To: esukana@hotmail.co.uk; enny.sukana@newcastle.go.uk; nini_batey@hotmail.com; yudam33@hotmail.co.uk; al_shahida@yahoo.com; nurly@hotmail.com; ranims_2004@yahoo.co.uk; lulukprihastuti@yahoo.com; lina.ramsey@googlemail.com
Subject: Cinta Allah Terhadap Hamba-Nya
Date: Fri, 28 Sep 2012 05:43:27 +0100

Mengapa kita sering merasa malas dan berat dalam melaksanakan ibadah dan amal-amal soleh? Jawabannya adalah karena tidak adanya rasa cinta dalam hati kita terhadap Allah SWT. Cinta adalah merupakan motivasi dan enerji yang sangat penting dalam mendorong seseorang untuk patuh dalam melaksanakan suatu perintah, atau mencegah suatu larangan.

Untuk dapat menumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah SWT kita harus mengenal dulu tentang cinta Allah kepada kita sebagai hamba-Nya.

Cinta Allah Terhada Hamba-Nya dalam Al-Qur’an

Allah berfirman:
“ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamaNya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (5:54)

Dalam ayat diatas kita lihat Allah mendahulukan cinta-Nya kepada hambanya daripada cinta hamba-Nya terhadap-Nya. Padahal Allah SWT sendiri tidak memerlukan untuk mencintai hamba-Nya atau dicintai.

Cinta Allah Terhadap Hamba-Nya Dalam Hadith Qudsi

Dalam Hadith Qudsi Nabi (S) bersabda bahwa Allah SWT berkata: “Kalau Allah SWT mencintai seorang hamba, maka beliau memanggil Jibril. “O Jibril! Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia. Lalu Jibril memanggil penghuni langit. “Wahai penghuni langit! Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia. Lalu penghuni bumipun mencintainya”

Siapakah Diantara Manusia Yang Dicintai Oleh Allah itu?

1. Attawabin Orang-orang yang bertaubat (2:222)
2. Almutatohirin Orang-orang yang suka bersuci (2:222)
3. Al-Muqsitin Orang-orang yang adil (5:42)
4. Al-Mutaqin Orang-orang yang taqwa (3:76)
5. Al-Muhsinin Orang-orang yang suka berbuat kebaikan (3:134)
6. Al-Mutawakilin Orang-orang yang bertawakal kepada Allah (3:159)
7. As-Sobirin Orang-orang yang sabar (3:146)
Read the rest of this entry »

NEW CASTLE ENY SUKANA SHALEHAT

 

TUJUH TANDA-TANDA CINTA ALLAH PADA HAMBANYA

1. Terjaga dari dunia
Dia tidak membiarkan dunia dan menguasainya. Dia tidak akan membiarkan kita selama 24 jam hanya melulu melihat dunia.
Jika kita dapatkan diri kita selama 24 jam mengingat Allah, maka itu tanda-tanda cinta Allah.
Nabi bersabda : ” Sesungguhnya Allah akan menjaga hambaNya yang beriman –dan Dia mencintaiNya- seperti kalian menjaga makanan dan minuman orang sakit (diantara) kalian, karena kalian takut pada(kematian)nya
(HR. Al Hakim, Ibnu Abi ’Ashim dan Al Baihaqi) ini hadist sahih.
Nabi bersabda: ” Jika kamu melihat Allah memberikan dunia pada hamba Nya karena maksiat yang ia sukai, maka itu hanya pengulur waktu belaka”
Lalu Rasul membaca Ayat :
QS. Al An’am 44
44- Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
2. Keshalihan
Diantara tanda cinta Allah pada hambaNya ialah Dia menjadikan hambaNya hamba yang shalih.
Jika kita dapatkan diri kita menuju keshalihan, meski di titik awal keshalihan, tetapi kita selangkah maju menuju keshalihan itu. Maka itu adalah tanda cinta Allah .
” Allah memberikan dunia pada yang Dia cintai dan yang Dia benci . Tetapi Dia tidak memberikan (kesadaran ber) agama, kecuali kepada yang Dia Cintai. Maka barang siapa diberikan (kesadaran ber) agama oleh Allah, berarti ia dicintai olehNya” ( HR. Imam Ahmad, Al Hakim dan Al Baihaqi)
3. Memahami Agama
Ini adalah persoalan bertahap seperti keshalihan. Artinya kita akan mendapatkannya setahap demi setahap.
4. Kelembutan
Dia akan menjadikan hambaNya sosok yang tenang, pribadi yang tidak emosional dan mudah bergejolak hanya karena hal-hal sepele.
” Jika Allah menginginkan kebaikan penghuni satu rumah, maka Dia masukkan kelembutan” (HR. Imam Ahmad, Al Hakim dan At Tarmidzi)
5. Mudah melakukan ketaatan
6. Sulit melakukan maksiat
Diantara tanda cinta Allah pada hambaNya ialah kesulitan melakukan maksiat. Ia tidak akan bisa melakukan maksiat, dan jika ia terbiasa melakukan maksiat, maka ia akan merasakan itu sangatlah sulit sehingga ia tidak bisa melakukan itu. Itu tanda cinta Allah.
7. Husnul Khatimah
Diantara cinta Allah, Dia menutup umurnya dengan amal shalih. Ini sangat penting, sebagian manusia menghabiskan umurnya dalam ketaatan, tetapi mati dalam keadaan bermaksiat kepada Allah.
Abu Bakar berkata : ” Jika satu kakiku di dalam surga, dan kaki yang lain diluar surga, maka aku belum aman”
Jika kita melakukan maksiat, takutlah pada kematian, dan hati-hatilah kalau kita mati dalam keadaan melakukan maksiat.
Rasul Bersabda: ” Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memaniskannya”
Sahabat bertanya : ” Apa itu memaniskannya ya Rasulullah? ”

Oktober 1st, 2012JOKOWI INSPIRASI

Mungkin berkah tak terhingga bagi Rakyat Francis ditengah krisis global yang melanda negerinya adalah tampilnya Francois Hollande sebagai Presiden. Mengapa? Hollande sebagai seorang sosialis memang dekat kepada rakyat dengan pribadinya yang rendah hati. Betapa tidak,  dia memilih skuter bermerek Vespa untuk kendaraanya kemana mana. Tinggal di Apartement sewaan. Kesederhanaannya ditengah kehidupan dunia barat yang mengagungkan materialistis  membuat rakyat Francis tersentuh . Mungkin dampak krisis global yang dipicu oleh kerakusan para pemimpin yang menampilkan gaya hidup glamour telah membuat rakyat muak dan Hollande memang sosok yang dirindukan. Walau program yang diusungnya sangat populis dan bahkan bagi pencinta kapitalis itu adalah hal tidak masuk akal namun bagi rakyat itu menjadi sebuah keyakinan tentang hope dimasa depan.  Hollande pun terpilih sebagai President Francis. Sudah dapat ditebak apa yang dilakukannya pertama kali sebagai presiden, yaitu memotong anggaran 30% biaya kepresidenan termasuk gajinya sendiri. Cukup sudah kemewahan seorang pemimpin. Cukup sudah kemanjaan seorang pempimpin. Berkali kali krisis terjadi karena para elite rakus. Saatnya pemimpin bekerja keras dan melupakan kemewahan karena jabatannya.
Apa yang dilakukan oleh Hollande sebelumnya sudah diterapkan oleh Jokowi ketika menjabat Walikota. Dia menerima gaji sebagai walikota namun tidak untuk pribadinya. Dia mendapatkan anggaran untuk fasilitas kedinasannya namun dia tidak membeli mobil mewah tapi lebih memilih kendaraan sederhanaan buah karya anak anak SMK bermerek Esemka. Ketika para pemimpin lebih senang berada dikantor mendengar laporan dari bawahannya namun dia mendengar langsung dari rakyat dan kemudian bersikap untuk memaksa bawahannya bekerja efektif untuk rakyat. Ketika kebanyakan pemimpin memanifulasi angka kemiskinan rakyatnya dengan menetapkan criteria miskin sesuai standard statistic, Jokowi menetapkan garis kemiskinan berdasarkan apa yang dilihatnya langsung di lapangan. Maka jadilah Solo sebagai kota dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Ia tidak peduli bila karena itu citranya rusak. Tapi dengan itu membuat dia terpacu untuk memaksa dirinya dan bawahannya agar bekerja lebih keras untuk rakyat. Program sekolah gratis dan kesehatan gratis dicanangkannya lewat system yang sehingga memudahkan rakyat mengaksesnya.
Kesederhanaan Jokowi bukan berarti dia miskin. Sebelum menjabat walikota dia adalah pengusaha berkelas dunia dan selama karirnya tidak pernah menjadi pegawai. Uang berlebih yang didapatnya dari bisnis tidak digunakannya menumpuk dibank tapi digunakannya untuk meluaskan kesempatan orang lain mendapatkan pekerjaan. Sebagai pengusaha , memang dia sukses walau tak sekelas konglomerat. Namun harta yang dia punya dia gunakan untuk keperluan pribadinya selama menjabat sebagai walikota tanpa harus membebani APBD. Itu sebabnya harta pribadinya menurun setelah menjabat sebagai walikota, Sangat kontras dengan pejabat lain yang justru hartanya bertambah setelah mendapatkan kekuasaan. Jokowi tidak pernah berpikir bahwa kekuasaan adalah segala galanya. Baginya kekuasaan adalah tanggung jawab spiritual yang harus dipertanggung jawabkan tidak hanya kepada rakyat tapi juga kepada Tuhan. Firman Allah ” Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS Alam Nasrah : 7). Itulah sebabnya ketika tugasnya menata Solo dirasa cukup, diapun tak menolak untuk mendapatkan tugas lain walau jabatannya secara procedural sebagai walikota belum selesai.
Pencalonan dirinya sebagai Gubernur ala demokrasi tidak membuat dia larut dengan gaya kampanye kapitalis. Tidak ada billboard yang memajang foto dirinya untuk dikenal orang banyak. TIdak ada iklan televise yang bertujuan untuk menggugah orang untuk mempercayainya dan memilihnya. Dia lebih memilih mendatangi rakyat langsung. Dia naik angkutan umum berbaur dengan rakyat untuk merasakan fasilitas angkutan massal yang disediakan oleh Pemda. Dia mendatangi pasar tradisional untuk melihat langsung kehidupan rakyat jelata yang terjepit oleh persaingan kapitalis kota Jakarta. Dia mendatangi mereka yang tinggal dibantaran kali ciliwung, dipinggir rel dan didaerah kumuh lainnya.  Walau begitu tanpa inferior complex diapun tampil dihadapan para akademisi dan kelompok menengah  untuk berdialogh apa yang sepatutnya dilakukan oleh pemimpin di Jakarta. Tak peduli bila sebagian mereka meragukan kemampuannya. Dia tetap focus dengan keyakinannya dan tidak memaksa  orang untuk memahaminya namun dengan kesederhanaannya membuat orang mengerti apa niat besar dibalik kata katanya.
Kesederhanan Jokowi bukanlah lipstick yang penuh rekayasa untuk sebuah pencitraan ala kapitalis. Kekuasaan adalah cobaan terberat bagi manusia dan hidup sederhana sebagai pemimpin memang juga bukan hal yang mudah. Namun bukan pula hal sulit dilakukan bila akhlak mulia bagian dari kehidupan seorang pemimpin.  Dari kesederhaan sikap dan perbuatannya , tidak sulit baginya untuk  mengajarkan hal yang konstruktif kepada bawahannya agar emosi tetap terjadi secara positip, mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Semua itu  tercermin dari caranya  berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuannya  memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Hal tersebut melebur dalam hati dan jiwa  seiring keteladannya untuk cinta dan kasih sayang. Bila Jokowi menang dalam putaran PILKADA ini maka itupun bukanlah hal yang luar biasa baginya. Karena baginya kekuasaan adalah panggilan tugas yang harus dia emban dengan kelelahan tanpa harus berkeluh kesah, dan bukan untuk kesenangan yang memabukan.
Ini pelajaran mahal bagi siapa saja , terutama bagi Elite politik yang mengusung jargon Agama, nasionalis sosialis.  Jangan lagi bermimpi bahwa partai besar akan membesarkan anda hingga pantas terpilih. Rakyat sudah bosan melihat gambar partai. Rakyat butuh pemimpin yang berhati mulia , yang dekat kepada rakyat dengan kesederhanaan bersikap dan berkata namun gagah berani membela kepentingan rakyat banyak; Yang memastikan orang kaya harus berbagi kepada yang lemah dan yang lemah terlindungi.  Sudah saatnya para pemimpin entah itu di executive, legislative, yudikative untuk bersama sama merubah attitude nya dari hidup kemaruk harta dengan segala trik atas nama rakyat menjadi hidup sederhana dengan kerja keras demi amanah untuk kesejahteraan rakyat banyak. Yakinlah, bila kemenangan Jokowi-Ahok ini dapat menjadi inspirasi bagi para elite politik dalam meniti karir kepemimpinan maka hanya masalah waktu siapapun dia akan pantas untuk dipilih rakyat. Ingatlah sabda Rasul yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa “Tidak bakal susah orang yang hidup sederhana.” Bagaimanapun , negeri kita yang besar ini butuh banyak pemimpin disemua lini. Hiduplah sederhana karena itulah kekuatan sesungguhnya. BIla amal kebaikan dengan sikap rendah hati  disemai didunia maka buahnya akan didapat di akhirat, dan itu janji pasti dari Allah.
Posted 1 week ago by Erizeli Bandaro

Oktober 1st, 2012AKHIR YANG BAIK…….

Kerendahan hati merupakan cerminan kecerdasan spiritual seseorang. Pribadi yang rendah hati dan pandai menghargai orang lain adalah pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi. Unsur penting yang diperlukan dalam pembentukan karakter pribadi mulia.”
***
Kemarin malam saya dapat kabar dari teman bahwa sahabat saya terpilih sebagai walikota disebuah kota di Sumatera Barat. Saya sempat terkejut. Karena sepengetahuan saya sahabat ini tidak pernah cerita banyak soal niatnya menjadi Walikota. Bahkan dua minggu lalu, dia masih sempat bersama rombongan Pemerintah dan DPR ke Beijing untuk urusan Negara. Artinya kalau memang ada niat untuk ikut dalam PILKADA tentu tidak mungkin dia berangkat ke Beijing. Apakah memang dia tidak serius dan akhirnya tidak punya pilihan bila dia terpilih sebagai walikota dalam PILKADA ? Kebetulan saya lagi diluar negeri, untuk itu saya langsung menelphonenya melalui saluran international. Saya mengucapkan selamat dan pembicaraan cukup singkat karena dia terkesan sibuk. Keesokan siangnya dia menelphone saya. Dia menjelaskan bahwa memang benar dia tidak berniat dan tak berambisi untuk jadi Walkota. Namun teman teman serta tokoh masyarakat menginginkan dia tampil. Dia masih tidak menanggapi serius dorongan itu. Detik detik akhir pencalonan , dia mendapatkan surat Perintah dari DPP Partainya untuk ikut dalam PILKADA. Dia sempat bingung.Karena tidak ada persiapan, apalagi dana untuk kampanye.

Ditengah tengah kebingungan itu, para tokoh masyarakat terus mendorongnya untuk menerima tugas dari DPP itu dan memang masyarakat menginginkan dia tampil menjadi pemimpin dikota itu. Dia baru menyadari bahwa didepannya ada cobaan termaha berat. Tak ada yang bisa dia lakukan kecuali meminta pertolongan kepada Allah. Mungkin dia teringat akan baginda Rasul pernah bersabda kepada sahabatnya “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberinya karena engkau mencarinya engkau akan dibiarkan mengurusi sendiri (tidak Allah bantu). Tetapi jika engkau diberinya tanpa mencarinya maka engkau akan dibantu (Allah l) dalam mengurusinya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim). Itulah sebabnya, setelah bertemu dengan tokoh masyarakata, dia masuk kedalam masjid. Dia sembahyang dan berdoa kepada Allah. Setelah itu dia mendapatkan ketenangan. Didepan saya,  katanya, ada ladang ibadah termaha agung dan dihadapan saya ada jalan , tepatnya persimpangan jalan; kekanan , jalan kemuliaan untuk berkorban demi amanah , demi perintah Allah. Kekiri, jalan setan untuk hidup bermegah diatas tumpukan kemewahan dan pujian dari banyak orang. Ya kekuasaan adalah  sumber fitnah terbesar, dan tanpa pertolongan Allah, tidak ada manusia bisa selamat dari fitnah itu…
Mengapa kekuasaan itu sumber fitnah ? pada kekuasaan itu melekat pakaian yang mudah dikenanakan dan memang tersedia akibat system kekuasaan, yaitu kesombongan dan akhirnya lupa dengan amanah yang harus dibela dan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak. Bagi orang beriman, hidup adalah proses mencapai kesempurnaan. Kesempurnaan iman adalah jauh dari sifat sombong. Sebagaimana firman Allah “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83). Dalam setiap kesempatan bertemu dengan sahabat saya itu , saya tahu percis dia adalah pribadi yang rendah hati. Padahal dia lulusan terbaik dari Universitas Terkemuka di Indonesia, hafal Al quran , aktifis kemanusiaan sejak masih duduk di bangku kuliah. Dia pendengar yang baik dan bisa menyembunyikan perasaannya dihadapan orang lain walau mungkin pendapat atau sikap orang lain itu tidak dia inginkan. Bila dia berbicara yang dikedepankan adalah prasangka baik dan rasa hormat. Gaya hidupnya sangat sederhana dan murah senyum.
Kini dia telah menjadi walikota. Suatu jabatan yang tak pernah dikejarnya dan ketika datang, dia berserah diri kepada Allah. Semoga dia tetap istiqamah dalam menjalani kehidupan ini. Sebagaimana dia pernah berkata, saya ingin menjadi diri saya sendiri yang bermanfaat bagi orang lain, tak penting dimana saya harus berada. Karena pada akhirnya semua kita akan kembali kepada Allah dan nilai kita adalah keikhlasan berbuat karena Allah. Sebagai penutup saya ingin mengingatkan satu puisi dari Taufik Ismail. Pujangga hebat dari Sumatera Barat.
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul di pinggir jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya..
Bukan besar kecilnya tugas
Yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu..
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Posted 15th July by Erizeli Bandaro

© Luluk Prihastuti 2024 | Be Mine theme by Tina Silva | Original by JustSkins + TextNData